Mesin waktu selalu menjadi
pertanyaan yang menarik untuk diungkap. Berbagai film fiksi ilmiah dibuat dengan
asas teori fisika yang sebenarnya memberi titik cerah akan pertanyaan mendasar
ini, "Mungkinkah manusia melakukan perjalann melintasi waktu?" Jawabannya cukup
singkat: Mungkin saja.
Bagaimana teori itu bisa dijabarkan, dan perjalanan seperti apa yang memungkinkan? Para ilmuwan telah meneliti teori relativitas Albert Einstein selama bertahun-tahun, dan menyatakan cara yang paling 'masuk akal' bagi manusia agar bisa menembus ruang dan waktu.
Bagaimana teori itu bisa dijabarkan, dan perjalanan seperti apa yang memungkinkan? Para ilmuwan telah meneliti teori relativitas Albert Einstein selama bertahun-tahun, dan menyatakan cara yang paling 'masuk akal' bagi manusia agar bisa menembus ruang dan waktu.
Untuk bisa menjawab pertanyaan
tersebut, kita harus menyadari soal kecepatan cahaya. Bahwa waktu berjalan
semakin lambat saat kita bisa mendekati kecepatan cahaya.
Hal ini pernah diuji oleh Paul Davies, penulis buku "How to Build a Time Machine" dengan melihat pergerakan jam dalam kereta yang melaju sangat cepat. Ternyata jarum jam bergerak lebih lambat dibandingkan jam stationer.
Kesimpulan ini pun diajukan Brian Greene, penulis buku "The Universe Elegant" yang juga seorang fisikawan di Universitas Columbia.
"Jika Anda ingin tahu seperti apa bumi satu juta tahun dari sekarang, saya akan memberitahu Anda bagaimana untuk melakukan itu," kata Greene. "Buatlah sebuah pesawat ruang angkasa yang bisa mencapai kecepatan cahaya. Lalu naik di dalamnya selama beberapa waktu, dan ayo kembali ke bumi setelah itu. Setelah melangkah keluar dari pesawat, Anda akan memiliki usia mungkin satu tahun, sementara bumi akan berusia satu juta tahun. Anda akan melakukan perjalanan ke masa depan bumi. "
Teori ini mungkin bisa lebih mudah dipahami bila Anda menonton film seri "No Ordinary Family" yang mengisahkan keluarga super dengan bakatnya masing-masing. Sang istri bisa bergerak sangat cepat seperti Flash, sehingga dalam satu episode ia bisa melangkah ke masa depan.
Namun, kecepatan cahaya bukan satu-satunya cara untuk menembus waktu. Massa juga mempengaruhi waktu.
"Waktu berjalan sedikit lebih cepat di ruang angkasa daripada yang dilakukannya di atas bumi," kata Davies. Jam kapal satelit yang mengorbit mengalami dilatasi waktu karena kedua kecepatan orbit dan jarak yang lebih besar dari pusat gravitasi bumi.
Bila perjalanan menuju masa depan sangat mungkin, bagaimana dengan kembali ke waktu masa lalu? Setidaknya ada 3 teori yang hingga saat ini masih berupa hitung-hitungan di atas kertas, belum sampai tingkat pembuktian.
Hal ini pernah diuji oleh Paul Davies, penulis buku "How to Build a Time Machine" dengan melihat pergerakan jam dalam kereta yang melaju sangat cepat. Ternyata jarum jam bergerak lebih lambat dibandingkan jam stationer.
Kesimpulan ini pun diajukan Brian Greene, penulis buku "The Universe Elegant" yang juga seorang fisikawan di Universitas Columbia.
"Jika Anda ingin tahu seperti apa bumi satu juta tahun dari sekarang, saya akan memberitahu Anda bagaimana untuk melakukan itu," kata Greene. "Buatlah sebuah pesawat ruang angkasa yang bisa mencapai kecepatan cahaya. Lalu naik di dalamnya selama beberapa waktu, dan ayo kembali ke bumi setelah itu. Setelah melangkah keluar dari pesawat, Anda akan memiliki usia mungkin satu tahun, sementara bumi akan berusia satu juta tahun. Anda akan melakukan perjalanan ke masa depan bumi. "
Teori ini mungkin bisa lebih mudah dipahami bila Anda menonton film seri "No Ordinary Family" yang mengisahkan keluarga super dengan bakatnya masing-masing. Sang istri bisa bergerak sangat cepat seperti Flash, sehingga dalam satu episode ia bisa melangkah ke masa depan.
Namun, kecepatan cahaya bukan satu-satunya cara untuk menembus waktu. Massa juga mempengaruhi waktu.
"Waktu berjalan sedikit lebih cepat di ruang angkasa daripada yang dilakukannya di atas bumi," kata Davies. Jam kapal satelit yang mengorbit mengalami dilatasi waktu karena kedua kecepatan orbit dan jarak yang lebih besar dari pusat gravitasi bumi.
Bila perjalanan menuju masa depan sangat mungkin, bagaimana dengan kembali ke waktu masa lalu? Setidaknya ada 3 teori yang hingga saat ini masih berupa hitung-hitungan di atas kertas, belum sampai tingkat pembuktian.
1.
Wormhole
Wormhole atau lubang cacing
adalah jalan pintas melalui ruang dan waktu. Jika digambarkan melalui bidang
datar, seperti kertas yang dilipat, lubang cacing membengkokan bidang tersebut,
sehingga kedua ujung akan saling bertemu.
"Wormhole adalah seperti
terowongan atau jalan pintas antara dua titik yang jauh," kata Davies, "Jadi
misalnya, jika saya memiliki lubang cacing di kamar hotel saya dan saya melompat
melaluinya, maka saya tidak akan keluar di Pennsylvania Avenue. Saya mungkin
akan keluar dekat sisi lain dari galaksi. "
Menurut fisikawan terkemuka, Stephen Hawking, lubang cacing yang terjadi pada tingkat kuantum secara teoritis bisa memberikan pijakan untuk perjalanan waktu. Namun Hawking masih mempertanyakan, seandainya perjalanan waktu dengan wormhole sudah dilakukan, seharusnya kita saat ini bisa bertemu dengan orang-orang dari masa depan yang datang ke jaman kita sebagai wisatawan waktu.
"Sejumlah pertanyaan tentang perjalanan waktu tetap belum terjawab. Akankah ada wisatawan waktu dari masa depan yang pernah muncul untuk membantu kami keluar? Kami hanya harus menunggu dan melihat. Tetapi jika mereka datang ke sini menggunakan mesin waktu lubang cacing, kita harus membangun yang pertama," papar Hawking.
Nyatanya kisah tentang orang yang mengaku pernah naik mesin waktu belum bisa dibuktikan, dan masih berbau hoax belaka.
Menurut fisikawan terkemuka, Stephen Hawking, lubang cacing yang terjadi pada tingkat kuantum secara teoritis bisa memberikan pijakan untuk perjalanan waktu. Namun Hawking masih mempertanyakan, seandainya perjalanan waktu dengan wormhole sudah dilakukan, seharusnya kita saat ini bisa bertemu dengan orang-orang dari masa depan yang datang ke jaman kita sebagai wisatawan waktu.
"Sejumlah pertanyaan tentang perjalanan waktu tetap belum terjawab. Akankah ada wisatawan waktu dari masa depan yang pernah muncul untuk membantu kami keluar? Kami hanya harus menunggu dan melihat. Tetapi jika mereka datang ke sini menggunakan mesin waktu lubang cacing, kita harus membangun yang pertama," papar Hawking.
Nyatanya kisah tentang orang yang mengaku pernah naik mesin waktu belum bisa dibuktikan, dan masih berbau hoax belaka.
2. Dimensi
keempat
Dalam fisika, waktu digambarkan
sebagai dimensi seperti panjang, lebar, dan tinggi. Contoh, ketika kita
melakukan perjalanan dari rumah ke sebuah toko, itu artinya kita bepergian
melalui arah dalam ruang, membuat kemajuan di semua dimensi spasial
lebar-panjang, dan tinggi.
Nah, dimensi keempat adalah yang
disebut sebagai ruang-waktu. "Ruang dan waktu yang kusut bersama-sama
diibaratkan dengan kain empat dimensi yang disebut ruang-waktu," kata Charles
Liu, seorang astrofisikawan dengan City University of New York, College of
Staten Island.
Ruang-waktu, menurut Liu, dapat
dianggap sebagai bagian dari spandex - serat sintetik dengn elastisitas yang
luar biasa - dengan empat dimensi.
"Ketika sesuatu yang memiliki massa-Anda dan saya, obyek, planet, atau bintang-duduk di potongan empat dimensi spandex, menyebabkannya untuk membuat lesung pipi," katanya. "Lesung Itu adalah manifestasi dari ruang-waktu untuk mengakomodasi massal ini."
Singkatnya begini, lesung-pipi waktu yang dimaksud Liu adalah pembengkokan ruang-waktu. Hal ini bisa membuat obyek bergerak pada jalur melengkung.. Teori dimensi keempat ini masih ada hubungannya dengan lubang cacing atau wormhole.
3. Cosmic String
"Ketika sesuatu yang memiliki massa-Anda dan saya, obyek, planet, atau bintang-duduk di potongan empat dimensi spandex, menyebabkannya untuk membuat lesung pipi," katanya. "Lesung Itu adalah manifestasi dari ruang-waktu untuk mengakomodasi massal ini."
Singkatnya begini, lesung-pipi waktu yang dimaksud Liu adalah pembengkokan ruang-waktu. Hal ini bisa membuat obyek bergerak pada jalur melengkung.. Teori dimensi keempat ini masih ada hubungannya dengan lubang cacing atau wormhole.
3. Cosmic String
Teori lain adalah kosmik string,
yakni semacam tabung energi yang membentang di seluruh alam semesta yang terus
berkembang. Daerah-daerah di sisa dari kosmos awal, diperkirakan mengandung
sejumlah besar massa dan karenanya dapat menggulung ruang-waktu di sekitar
mereka.
String kosmik terjadi terus
berulang, tanpa akhir karena alam semesta terus berkembang. Pendekatan dua
string yang bergerak sejajar (paralel) satu sama lain, akan membengkokkan
ruang-waktu begitu keras hingga memungkinkan seseorang bisa membuat perjalanan
waktu. Teori ini dikemukakan oleh J. Richard Gott, fisikawan dari Princeton
University dan penulis “Time Travel in Einstein's
Universe”.
Bagaimanapun, 3 teori di atas masih memberi kesimpulan yang sama di mata para ilmuwan. Bahwa, perjalanan waktu adalah mungkin, sepanjang manusia melompat ke masa depan dan tidak ke masa lalu.
Mengapa? Karena hukum aksi-reaksi masih berlaku di alam semesta. Suatu perbuatan di suatu waktu akan berpengaruh di masa berikutnya. Misalnya saja, seseorang bisa kembali ke masa silam lalu membunuh kakek atau neneknya, maka apa yang terjadi? Keseimbangan alam akan terganggu, demikian juga perjalanan sejarah ikut berubah.
Bagaimanapun, 3 teori di atas masih memberi kesimpulan yang sama di mata para ilmuwan. Bahwa, perjalanan waktu adalah mungkin, sepanjang manusia melompat ke masa depan dan tidak ke masa lalu.
Mengapa? Karena hukum aksi-reaksi masih berlaku di alam semesta. Suatu perbuatan di suatu waktu akan berpengaruh di masa berikutnya. Misalnya saja, seseorang bisa kembali ke masa silam lalu membunuh kakek atau neneknya, maka apa yang terjadi? Keseimbangan alam akan terganggu, demikian juga perjalanan sejarah ikut berubah.